Humor Episode 3

Label:

Mati yang mengenaskan

Pada suatu hari, ada tiga orang antri untuk masuk ke surga. Tampaknya hari itu sedang lagi rame ramenya orang mengantri, seperti orang mengantri karcis bioskop aja (apalagi ngantri nonton Mission Imposibble). Saking ramenya, sang malaikat terpaksa berkata kepada orang banyak bahwa ia hanya memperbolehkan satu orang yang mengalami kematian yang sangat mengenaskan!

mulailah orang yg pertama memulai ceritanya:

"Begini... saya mencurigai istri saya ada main dengan lelaki lain, saya putuskan untuk pulang lebih awal hari itu ke apartemen saya yg ada di lantai 25 dan seperti yang saya duga, tampaknya ada yang tidak beres saat itu. mulailah saya berkeliling mencari si hidung belang. Akhirnya saya temukan sang hidung belang sedang bergelantungan di balkoni saya. saya marah dan memukul jari jari sang hidung belang. Saya ambil palu dan pukulkan ke tangan dia, akhirnya dia jatuh. ternyata dia bernasib baik, dia jatuh di rerumputan yang lebat dan selamat. Saya tidak tahan lagi, saya ambil lemari es dan lempar barang itu tepat di atas badan si hidung belang. sesudah itu saya terkena serangan jantung dan mati". "emm.. hari yang sial rupanya.." angguk si malaikat dan mengijinakn orang itu masuk.

Orang kedua pun siap dengan ceritanya:

"Hari ini hari yg sangat aneh buat saya... saya tinggal di lantai 26 dan latihan pagi tiap harinya. nah, hari itu , entah gimana, saya terpeleset dan terjatuh dari apartemen saya. Tapi syukurlah, saya berhasil menggengam di balkoni yg lantai 25. untunglah selamat, tiba tiba ada seseorang muncul dan saya pikir saya akan diselamatkan , tetapi ini orang malah memukuli jari jari saya dan parahnya lagi dia mengambil palu dan menghancurkan jari jari saya.. kontan saya tidak tahan dan jatuh. Untungnya saya masih selamat karena saya jatuh di rerumputan lebat.. belon saya sempat mengambil nafas, ada benda putih besar melayang di atas saya dan .. emm.. saya tiba tiba ada disini... begitulah...
"mati yang mengenaskan... oke.. kamu boleh masuk" kata si malaikat
berlanjut ke orang ketiga.. si malaikat pun bertanya kepadanya, "apakah kematianmu cukup mengenaskan ? "

orang ketiga memulai ceritanya : "begini, bayangkan ini, saya meringkuk...kedinginan... di lemari es... dan telanjang ... dan ... "
 
 
==================================


Kapal Tampomas

Suatu waktu, sebelum kapal Tampomas tenggelam, dalam pelayaran Jakarta - Medan, di tengah perjalanan, waktu itu sore hari seorang anak kecil jatuh ke laut. Semua orang hanya bisa menonton si anak kecil berjuang sendirian melawan ombak, crew kapal pun tidak ada yang berani menolong. Kapten kapal lewat microphone menghimbau supaya ada yang mau menolong anak kecil tersebut sebelum meninggal di telan ombak, tetapi tidak ada yang berani, semua hanya bisa menonton, orang tua si anak hanya bisa menangis tersedu-sedu.
Namun, di tengah kehiruk-pikukan suasana, seorang anak muda melompat ke laut dan menolong si anak kecil, crew kapal segera melontarkan tali ke bawah dan akhirnya si anak muda berhasil menolong anak kecil tersebut dan mereka berdua berhasil di angkat ke atas kapal.
Begitu sampai di atas kapal, Kapten kapal mendatangi si pemuda berani memberikan pujian dan ucapan terima kasih, "Anda berani sekali, orang seperti andalah yang dibutuhkan oleh negara ini, dan terima kasih atas keberanian Anda, Anda telah menyelamatkan reputasi saya juga, kita akan mengadakan pesta sukuran malam ini, oh ... ya, nama Anda siapa?" Si anak muda menjawab dengan muka ketus dan cemberut, "Amir."
Ibu si anak kecil datang dan memeluk Amir, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan juga pujian-pujian serta janji-janji untuk menyenangkan hati si Amir yang tetap kelihatan tidak senang dan cemberut.
Orang-orang juga bingung melihat sikap Amir yang demikian, tetapi setiap orang memberikan selamat kepadanya dengan hati bertanya-tanya.
Malamnya pada saat pesta yang disiapkan meriah, dimulai dengan sambutan-sambutan. Pertama-tama sambutan dari Kapten kapal yang memuji-muji keberanian Amir, selanjutnya sambutan dari orangtua si anak kecil. Pembawa acara pun tampil,
"Para hadirin yang saya muliakan, tibalah saatnya kita mendengan sambutan dari pahlawan kita hari ini, seorang pemuda Indonesia yang berani, kepada Saudara Amir saya persilakan maju ke depan."
Amir pun maju ke depan, tetap dengan wajah yang semakin cemberut, di depan microphone dia diam dan memandang berkeliling ke semua hadirin dan memulai sambutannya, masih tetap cemberut dan menunjukan ketidakpuasan, "Saudara-saudara, saya tidak akan berpanjang-panjang, saya cuma mau tanya ... tadi sore siapa yang ngejorokin saya dari kapal ini ...?!"
 
 
==================================
 
 

Lenong dan raja bongkok

Jakarta di akhir 1950-an.Kehidupan malam sekitar stasiun Senen,yang dulunya pasar burung dan sekarang menjadi Youth Center itu, biasanya diramaikan dengan munculnya tukang-2 koran,lotere,tukang becak,tukang pijat (banyak yang buta), tukang sulap, tukang obat dan..Lenong.Tapi ini tidak seperti yang ditampilkan di tv sekarang ini.Yang ini masih Betawi aseli, mainnya di "panggung" terbuka.
Artinya tiap pergantian adegan tidak ada tutup layar,para pemain cukup beranjak masuk ke tempat yang juga terbuka.Dengan diterangi lampu minyak macam obor,si pemilik merangkap sutradara dan pengumpul dana membuka cerita:
"Nah,para penonton inilah adegan Prabu Anu yang punya putri yang sangat kolokan".Lalu seorang raja memangku putrinya yang katanya kolokan itu.
Karena pemeran raja maupun putrinya juga sama-2 remaja, maka sang Raja ada merasakan sesuatu di tubuhnya,yang dia tidak ingin diketahui orang lain.
Waktu ganti adegan lain yang tidak ada kehadiran Raja, semua pemain sudah pada masuk. Tapi, anehnya sang Raja masih adem-ayem saja di kursinya. Si Sutradara yang nampaknya sudah kenyang asam-garam kehidupan (lenong) akhirnya dapat akal.Segera dia umumkan:
"Para penonton yang terhormat,dengan mendadak terpaksa kami umumkan bahwa sekarang Raja kita ini.....bongkok. Dan dengan berbongkok-bongkok sang Raja pun bergabung dengan yang lain.
 
 
Source : Ketawa